GEREJA
Dalam Alkitab terjemahan Yunani (LXX), kata Ekklesia sebagai terjemahan dari kata “Qahal” dalam bahasa Ibrani. Kata Qahal dalam Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan kata Qahal disalin menggunakan kata “Synagoge” dan kata “Ochlos”. Qahal artinya kumpulan orang untuk tugas militer, pertemuan politik atau keputusan pengadilan, serta ibadat. Kata Qahal yang diterjemahkan dengan kata ekklesia dalam LXX berarti himpunan orang yang harus mengadili sesuatu. Dalam Kitab Tawarikh kata Ekklesia berarti himpunan orang yang beribadat. Namun setipa kali ekklesia (ekklesia) bersifat umat yang menjawab panggilan YHWH.
Synagoge berarti perkumpulan, tempat perkumpulan, panen dan pengumpulan prajurit. “Synagoge” imenunjukkan pada sifat keagamaa umat YHWH sekaligus kenangan pada peristiwa besar dalam sejarah Keselamatan dan Perjanjian Israel (Bilangan 14:7), selain itu synagoge mengandung makna eskatologis.
Dalam keempat Injil, hana Matius 16:18 dan 18:17 yang menggunakan kata ekklesia. Sedangkan Paulus lebih banyak menggunakan kata ekklesia. Namun Paulus tidak menggunaan kata ekklesia dalam II Timotius dan Titus. Kata Ekklesia dipakai Paulus untuk menyatakan peristiwa pemenuhan panggilan Allah yang bertolak dari pewartaan Yesus Kristus, maka kata Ekklesia itu berarti orang-orang yang terpilih dalam Allah.
(Matius 18:17) mengartikan gereja sebagai sejumlah orang yang hidup dan bertemu disuatu tmpat serta memandang diri mereka sebagai Israel sejati karena disatukan. Ekklesia disini menunjukkan pada perhimpunan eskatologis umat Allah yang besar.
Bagi Lukas, ekklesia adalah bangunan dari sejarah keselamatan, antara kebangkitan Yesus dan Parousia. Sedangkan dalam bahasa Ibrani diartikan sebagai perayaan kultis atau peribadatan.
Kata ‘Gereja’ dalam bahasa Junani “ekklesia” yang berarti Jemaat yang dipanggil keluar dari dunia menjadi milik Tuhan. Kata “ekklesia” diambil dari kebudayaan Junani waktu itu yang berarti suatu sidang warga kota untuk membicarakan dan mengambil keputusan selaku “Sidang Rakyat yang syah” (Kis. Ras. 19 : 39).
Pengertian Gereja secara theologis Alkitabiah ialah bahwa Gereja (ekklesia) itu adalah tubuh Kristus (Ep. 1:22-23) dimana Kristus adalah kepala. Kristus yang memanggil, maka Gereja berasal dari Kristus sendiri.
Dalam I Petrus 1:2 menyebut umat Kristen sebagai orang-orang yang terpilih. Mereka disebut juga imamat rajawi, ras yang terpilih, bangsa yang khas.
Dengan demikian kata ekklesia untuk menamai kelompok orang yang percaya pada Kristus, yang bersehati untuk menjadi saksi-saksi kebangkitan. Oleh sebab itu kata gereja disebut paguyuban/persekutuan orang beriman.
Gereja di Eropa Utara menyebut gereja Church (Inggris), Kerk (Belanda), Kirche (Jerman). Kata ini dari kata Kuriake dalam bahasa Yunani, yang artinya Rumah milik Tuhan.
Banyak orang yang memandang gereja sebagai gedung. Ini bukanlah pengertian Alkitab mengenai gereja. Kata gereja berasal dari kata bahasa Yunani “Ekklesia” yang didefinisikan sebagai “perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar.” Akar kata dari ”gereja” bukan berhubungan dengan gedung, namun dengan orang. Adalah ironis bahwa saat Anda bertanya kepada orang mereka pergi ke gereja apa, biasanya mereka akan mengatakan Baptis, Metodis, atau denominasi lainnya. Banyak kali mereka menunjuk pada denominasi atau pada bangunan. Baca Roma 16:5: “Salam juga kepada jemaat di rumah mereka...” Paulus menunjuk pada gereja di rumah mereka, bukan pada gedung gereja, namun kumpulan orang-orang percaya.
Gereja bukanlah kelompok manusia yang berdiri atas inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan bagiNya Jemaat itu.
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dikumpulkan oleh Kristus. Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus dicurahkan menjadi hari lahirnya Gereja (Kis. Ras. 2).
Gereja adalah Tubuh Kristus. Efesus 1:22-23 mengatakan, “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” Tubuh Kristus terdiri dari semua orang percaya mulai dari saat Pentakosta sampai saat Pengangkatan. Tubuh Kristus terdiri dari dua aspek:
1. Gereja universal/sedunia yaitu gereja yang terdiri dari semua orang yang memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. 1 Korintus 12:13-14 mengatakan “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.” Kita melihat bahwa siapapun yang percaya adalah bagian dari tubuh Kristus. Gereja Tuhan yang sebenarnya bukanlah bangunan gereja atau denominasi tertentu. Gereja Tuhan yang universal/sedunia adalah semua orang yang telah menerima keselamatan melalui beriman di dalam Yesus Kristus.
2. Gereja lokal digambarkan dalam Galatia 1:1-2, “Dari Paulus, seorang rasul, ... dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia.” Di sini kita melihat bahwa di propinsi Galatia ada banyak gereja – apa yang kita sebut sebagai gereja lokal. Gereja Baptis, gereja Lutheran, gereja Katolik, dll bukanlah Gereja sebagaimana gereja universal, namun adalah gereja lokal. Gereja universal/sedunia terdiri dari mereka-mereka yang telah percaya pada Yesus untuk keselamatan mereka. Anggota-anggota gereja universal/sedunia ini sepatutnya mencari persekutuan dan pembinaan dalam gereja lokal.
Secara ringkas, gereja bukanlah bangunan atau denominasi. Menurut Alkitab, gereja adalah Tubuh Kristus – setiap mereka yang telah menempatkan iman mereka pada Yesus Kristus untuk keselamatan (Yohanes 3:16; 1 Korintus 12:13). Dalam gereja-gereja lokal terdapat anggota-anggota dari gereja universal/sedunia (Tubuh Kristus).
HAKEKAT GEREJA
Dalam Kitab Perjanjian Baru kita menemukan beberapa gambaran mengenai Gereja yang menunjukkan kesatuan yang tidak terpisahkan antara Yesus Kristus sebagai kepala Gereja dan umatNya. Oleh sebab itu Gereja harus selalu bergantung kepada kehadiran Kristus, kehadiran sebagai suatu aktivitas yang terjadi di tengah umat secara terus menerus, yaitu penyertaanNya.
1. Gereja digambarkan sebagai umat Allah, bait Allah, bangunan Allah dan sebagai kawanan domba Allah (Wahyu 21 : 3 ; 1 Korintus. 3 : 16 ; 1 Korint. 3 : 9 ; 1 Pet. 5 : 2)
2. Gereja sebagai suatu persekutuan yang baru yaitu Tubuh Kristus dan sebagai Tubuh Kristus adalah juga Gereja yang selalu mau mendengar suara Yesus yang memanggil manusia menjadi murid-muridNya (Rom. 12 : 4).
3. Hakekat Gereja adalah missioner, dapat dikatakan seluruh aktivitas Gereja adalah missioner, pelayanan Sakramen, pemberitaan Firman, pelayanan, dll).
Dari keseluruhan gambaran di atas jelas nampak hubungan/persekutuan yang sangat erat antara Yesus sebagai kepala Gereja dengan Jemaat. Tanpa persekutuan itu hakekat Gereja akan hilang dan tidak layak disebut Gereja, karena Gereja adalah Gereja selama memiliki hubungan dengan Yesus Kristus.
SIFAT GEREJA
1. Gereja adalah Kudus
Kata “Kudus” berarti disendirikan, diasingkan, dipisahkan dari yang lain, berbeda dari yang lain. Kekudusan Gereja bukan karena ia kudus adanya, tetapi karena dikuduskan oleh Kristus.
Rasul Paulus menyebutkan bahwa Jemaat adalah mereka yang dikuduskan di dalam Kristus (Fil. 1 : 1 ; 1 Korint. 1:2 ; Efesus 1:1). Gereja adalah kudus, diasingkan tapi bukan “mengasingkan diri” karena Gereja disuruh ke dalam dunia untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Adanya Gereja di dunia ini ialah untuk dipakai dalam karya penyelamatan Allah.
2. Gereja adalah Am
Gereja adalah am, khatolik, universal, tersebar di seluruh dunia. Am berarti umum, oleh sebab itu Gereja “menerobos” segala pembatas dan memiliki perpektif yang umum.
Gereja sebagai yang am harus bersifat universal sebab kasih Allah itu ditujukan kepada dunia. Jadi Gereja bukan dan janganlah jadi suatu “golongan elite”.
Gereja tidak terbatas pada suatu daerah/suku/bangsa atau bahasa tertentu tapi meliputi seluruh dunia (2 Korint. 5, 19). Gereja tidak terbatas pada suatu zaman, tapi meliputi zaman yang lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
3. Gereja adalah Persekutuan orang percaya
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang telah mengakui tindakan Allah dan yang kini ingin mengungkapkan kembali tindakan itu melalui kehidupan mereka sebagai Gereja.
Warga Gereja menyadari arti eksistensinya melalui Gereja (ekklesia), sebagai umat yang dikumpulkan Tuhan dari antara segala bangsa, bukan hanya berasal dari Kristus, tapi juga selalu bergantung kepada kehadiranNya yang diyakini sebagai suatu aktivitas yang terjadi di tengah umat terus menerus yaitu pernyertaanNya.
Gereja adalah persekutuan orang percaya/kudus di dalam Kristus dan saling bergantung satu sama lain.
4. Gereja adalah Satu
Gereja adalah kesatuan umat Kristen, tempat bersekutu sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, Raja Gereja. Satu dalam memberitakan Injil (Mat. 28, 18-20), satu dalam mengemban missi, mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Mat. 22, 37-40), satu dalam iman dan pengharapan (Ef. 4:4-5)
Oleh sebab itu dalam kepelbagaian kita, Tuhan mempersatukan kita. Di dalam kepelbagaian itu kita dapat bersatu menampakkan kepatuhan kita sebagai Gereja kepada Tuhan Yesus Raja (Joh. 17, 21).
TUGAS DAN PANGGILAN GEREJA
Gereja yang hidup adalah yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia ini. “Kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis. 1, 8). Gereja terpanggil melaksanakan Amanat Agung Kristus (Mark. 16, 15 ; Mat. 28, 20).
Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (marturia), tapi juga bersekutu (koinonia), melayani (diakonia). Inilah yang disebut tri tugas Gereja. Gereja dan warganya terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan.
Tugas yang dilakukan Gereja sekaligus ia katif dan ambil bagian pada karya keselamatan dari Allah yang ditujukan kepada semua manusia dan ciptaan. Oleh sebab itu semua kegiatan Gereja harus berhubungan dengan karya penyelamatan Tuhan bagi dunia ini. Artinya melibatkan secara langsung warganya pada kehidupan sehari-hari.
Gereja juga harus terbuka, dinamis, dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap yang positif, kritis, kreatif dan realitis. (Rom. 1:14;12:1-2; 1 Korint. 9: 19-23).
Gereja kelihatan sebagai Gereja apabila Gereja tersebut nampak sebagai satu segitiga sama sisi yang terdiri dari segi persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang ketiganya tidak dapat dipisahkan.
Biarlah Gereja dalam melaksanakan tugas panggilan dan suruhannya selalu membiarkan diri pimpin oleh Roh Kudus yang adalah roh kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar