Kamis, 31 Juli 2014
2 RAJA-RAJA
Semua raja Yehuda dan Israel tercatat dalam I & II Raja-Raja kecuali Saul. Dalam laporan awal kitab II Raja-Raja tampaknya hampir seluruh orang-orang Lewi telah meninggalkan Kerajaan Utara karena merajalelanya penyembahan berhala dan mereka kembali ke Bait Allah yang telah ditetapkan Allah di Yerusalem (II Tawarikh 11:13-15). 17 fasal pertama kitab II Raja-Raja terfokus pada pelayanan nabi Elia dan Elisa dan juga menyoroti kemerosotan yang melanda Kerajaan Utara dan Selatan. Fasal 17 berakhir dengan penawanan dan pembuangan Israel Kerajaan Utara oleh bangsa Asyur. Kemudian delapan fasal yang tersisa membahas tentang situasi Kerajaan Selatan.
Namun dalam fasal terakhir dilaporkan bahwa Yerusalem telah hancur dan Bait Allah yang dibangun oleh Salomo telah hangus terbakar. Kebanyakan penduduknya telah ditawan dan terserak di seluruh penjuru negeri Babilonia. Rakyat yang miskin yang diizinkan tinggal juga akhirnya mengungsi ke Mesir, sehingga
memaksa nabi Yeremia untuk ikut serta dengan mereka.
Nabi Elia dan Elisa, dan juga Amos, Hosea, dan Yunus, bernubuat di Israel, sedangkan Obaja, Yoel, Yesaya, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, dan Yeremia bernubuat kira-kira bersamaan waktu di Yehuda. Hamba-hamba Allah ini membeberkan dosa-dosa bangsa itu dan menasihatkan mereka agar membuang berhala-berhala dan kembali menyembah Allah yang benar atau menanggung akibat kehancuran dan hukuman.
Sembilan belas raja memerintah Israel di utara selama kira-kira 245 tahun sepanjang sejarah negeri itu sebagai kerajaan yang terbagi, namun tak ada satupun dari raja-raja negeri ini yang menjadi penyembah Allah yang benar. Selama 30 tahun terakhir sebelum mengalami kejatuhannya, Kerajaan Utara ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Asyur dan mereka terpaksa harus membayar upeti agar bisa tetap eksis. Hosea merupakan raja Israel yang kesembilan belas dan yang terakhir setelah ia membunuh Raja Pekah (II Raja-Raja 15:30).
Pada tahun keenam pemerintahan Hosea, Tiglat Pileser, raja Asyur wafat, dan Salmaneser menggantikannya. Hosea berpikir bahwa perubahan kepemimpinan ini akan memberikan peluang kepadanya untuk memproklamirkan kemerdekaan dan menghentikan pembayaran upeti yang selama ini harus dibayarkan kepada Asyur. Hosea mengharapkan dukungan dari Mesir untuk mewujudkan rencananya itu. Namun, Salmaneser, raja Asyur dan pasukannya segera menyerbu ke Samaria pada tahun kesembilan pemerintahan Hosea lalu mengepung negerinya selama tiga tahun. Samaria akhirnya jatuh dan Hosea ditangkap dan dibelenggu dalam penjara (II Raja-Raja 17:4-6).
Sebagian besar rakyatnya ditawan dan ditempatkan ke berbagai penjuru wilayah Kerajaan Asyur dan bangsa-bangsa lain yang berada di bawah kekuasaan Asyur dipindahkan ke Samaria. Mereka kemudian kawin mawin dengan orang-orang Israel yang tersisa dan keturunan mereka akhirnya dikenal sebagai bangsa Samaria.
Negeri Yehuda, sebagai Kerajaan Selatan yang wilayahnya lebih kecil juga memiliki 19 raja (II Raja-Raja 18-25). Ratu Atalya, perampas takhta, bersama Gedalya, yang diangkat sebagai gubernur oleh Nebukadnezar namun terbunuh hanya dua bulan setelah ia memerintah, tak diperhitungkan sebagai pemimpin Yehuda, Kerajaan Selatan (II Raja-Raja 11:1-16; 25:22-25). Kerajaan Selatan terus eksis selama 500 tahun dan berhasil melampaui keberadaan Kerajaan Utara kira-kira 135 tahun. Termasuk di dalam periode ini adalah pemerintahan Kerajaan Bersatu oleh Saul, Daud, dan Salomo, yang masing-masing memerintah selama 40 tahun.
Kemurtadan dan penyembahan berhala yang diperkenalkan oleh Salomo melalui para isterinya yang berasal dari bangsa kafir terus menggerogoti kehidupan bangsa itu. Akhirnya, Nebukadnezar, raja Babel, digunakan oleh Allah untuk mendatangkan hukuman kepada bangsa Israel akibat penolakan mereka terhadap FirmanNya (Ulangan 7:1-4). Demikianlah nubuatan-nubuatan Tuhan digenapi (II Raja-Raja 25:1-21; Yeremia 52:12-27).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar