Kamis, 31 Juli 2014
YAKOBUS
Penulis surat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1).
Setelah kelahiran Yesus dari seorang perawan, Maria melahirkan anak-anak lain denganYusuf sebagai suaminya. Salah satu dari anak-anaknya ini bernama Yakobus (Matius 13: 55; Markus 6:3). Ia tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul (Matius 10:2-4), namun kemudian disebutkan sebagai penatua yang pertama memimpin gereja di Yerusalem (Kisah 12:17). Paulus menyebutnya sebagai Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Galatia 1:19).
Para utusan yang datang dari jemaat Yerusalem ke Antiokhia disebut datang dari kalangan Yakobus (Galatia 2:12); dan Paulus melaporkan kepada Yakobus secara terperinci tentang apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya (Kisah 21:18-19).
Dalam surat ini, Yakobus sering mengutip Perjanjian Lama untuk menguatkan beritanya. Kemudian ia
menerapkan isi Kitab Suci Perjanjian Lama kepada kehidupan Kristen (Yakobus 2:8,23; 4:5).
Tema dari Surat Yakobus bukan hanya menguraikan tentang iman dan perbuatan, melainkan bahwa iman yang sejati itu harus nyata dalam tindakan. Surat ini mengemukakan beberapa ujian praktis dalam mengenal kesejatian iman kita.Yakobus menasihatkan orang-orang percaya agar menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yakobus 1:27). Juga Yakobus menegaskan bahwa pencobaan-pencobaan itu sebenarnya adalah ujian-ujian yang membeberkan iman yang palsu yang bertujuan pula untuk menumbuhkembangkan kedewasaan orang percaya (Yakobus 1:2-4). Untuk melukiskan ketidaksetiaan kepada Kritus, Yakobus menjelaskan orang-orang yang tidak setia itu seperti orang-orang berzinah (yang melanggar janji mereka kepada Allah). Persahabatan dengan dunia menjadikan mereka sebagai musuh Allah (Yakobus 4:4).
Yakobus mengingatkan bahwa kita menjadi anak-anak Allah secara rohani melalui Firman kebenaran .... yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Namun ketika kita telah diselamatkan, kita dinasihatkan untuk membuktikan iman kita melalui tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan kita, dan menjadi pelaku-pelaku Firman, bukannya pendengar-pendengar saja (Yakobus 1:18,21-23).
Yakobus menasihatkan orang-orang Kristen untuk berdoa dengan tekun, dan di dalam suratnya ini ia menjelaskan tentang kuasa doa yang besar itu dengan mengingatkan kita mengenai Elia yang adalah manusia biasa sama seperti kita (Yakobus 1:5-8; 5:13-18), yang memiliki iman yang teguh bahwa Allah dapat dan akan menjawab doanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar