Kamis, 31 Juli 2014
RUT
Peristiwa-peristiwa dalam kitab Rut terjadi ketika para hakim memerintah (Rut 1:1).
Ceritanya mulai ketika Elimelekh, dan Naomi, istrinya, serta anak-anak mereka, Mahlon dan Kilyon yang sedang tinggal di Betlehem, menghadapi bencana kelaparan yang hebat. Mungkin, sementara mereka sedang berdiri di ladang di perbukitan Yehuda, mereka dengan mudah memandang ke Moab dan menyaksikan kesuburan tanah itu. Sebab itu mereka memutuskan untuk meninggalkan warisan yang telah diberikan Allah di tanah perjanjian itu dan pergi untuk menetap di sana sebagai orang asing (untuk sementara waktu) sampai musim kekeringan itu berakhir (Rut 1:1-2). Namun, suatu bencana menimpa mereka selama 10 tahun mereka tingal di sana (Rut 1:3,5). Elimelekh meninggal pertama, tak lama kemudian Mahlon dan Kilyon, yang telah kawin dengan perempuan Moab yakni Orpa dan Rut, juga meninggal. Ketiga janda yang tak beranak itu
kemudian ditinggalkan tanpa ada yang akan mewarisi atau meneruskan nama keluarga.
Tak lama kemudian, Naomi mendengar bahwa Tuhan telah kembali memperhatikan umatNya dan memberikan makanan kepada mereka (Rut 1:6), karena itu, bersama-sama dengan Orpa dan Rut, mereka kembali pulang ke Betlehem. Tak lama kemudian Orpa kembali lagi ke kampung Kitabnya dan kepada Kamos, allah kafirnya; namun Rut tetap mempertahankan imannya kepada Allah yang benar sehingga ia berkata kepada Naomi: Kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam, bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku (Rut 1:16).
Rut dan Naomi kembali ke Betlehem tepat pada musim panen jelai. Naomi terlalu tua untuk bekerja di ladang, tetapi Rut meminta izin untuk menjadi “pemungut jelai” -- suatu kesempatan yang diberikan Allah kepada orang miskin untuk mengumpulkan apa yang ditinggalkan oleh para penuai (Imamat 19:9-10; Ulangan 24:19). Atas perkenan Allah, ia mulai bekerja di ladang milik Boas, seorang Israel yang kaya, yang masih saudara dekat dari almarhum Elimelekh, ayah mertuanya. Namun, keduanya tak mengetahui bahwa mereka masih punya ikatan kekeluargaan. Rut ternyata adalah seorang pekerja yang rajin. Ia juga dikenal sebagai orang yang menyediakan segala kebutuhan bagi Naomi, ibu mertuanya yang sudah tua itu (Rut 2:11,18).
Beberapa minggu telah berlalu, akhirnya orang-orang tahu bahwa suami Rut yang telah meninggal itu masih punya ikatan keluarga dengan Boas yang kaya raya itu. Ketika sedang panen, sesuai nasihat Naomi, Rut berbaring di kaki Boas ketika ia sedang tidur dekat tempat pengirikan. Kemudian Rut meminta agar Boas menebarkan kain penutup ke atas dirinya. Boas memahami tindakan itu sebagai usul perkawinan oleh Rut yang telah menjadi janda itu (lihat Yehezkiel 16:8-14). Hukum Taurat mengizinkan bagi Boas, sebagai seorang saudara-penebus, untuk memikul tanggung jawab bagi Naomi dan Rut dan menebus atau meneruskan warisan Elimelekh yang telah meninggal itu. Apabila diminta, maka tanggung jawab Boas adalah mengawini Naomi dan membesarkan anak agar dapat meneruskan nama Elimelekh. Namun Naomi sudah terlalu tua dan ia ingin agar Rut yang menggantikan posisinya sebagai janda pewaris Elimelekh.
Setelah mengadakan persiapan yang diperlukan, Berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: ..... bahwa segala milik Elimelekh .. Aku beli dari Naomi .... juga Rut ... aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya (Rut 4:9-10; Imamat 25:25-34; Ulangan 7:6-8; 23:3-4; 25:5-10).
Rut akhirnya melahirkan anak dari Boas dan Naomi membantu merawat anak itu. Mereka menyebutkan namanya Obed; Dialah ayah Isai, ayah Daud (nenek moyang Yesus Kristus) (Rut 4:17). Kitab Rut menekankan tentang kasih setia Tuhan kita yang telah memilih seorang perempuan Moab untuk diikutsertakan dalam perjanjianNya dengan Israel, dan menjadi salah satu dari dua wanita yang nama mereka disebut sebagai nama buku dalam Alkitab. Rut juga adalah salah satu dari keempat wanita yang disebut dalam silsilah Yesus (Matius 1:5-6,16), yang menyaksikan kasih Allah terhadap semua manusia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar