Kamis, 31 Juli 2014
RATAPAN
Nabi Yeremia dengan giat dan setia berusaha memperingatkan orang-orang Israel bahwa penderitaan yang dahsyat akan terjadi apabila mereka terus bersikap tidak mengindahkan Firman Allah. Karena hanya Tuhanlah yang dapat menuntun kehidupan mereka menuju kemakmuran, keamanan, dan perdamaian dengan Allah. Kitab Ratapan merupakan ungkapan dukacita yang dalam atas kehancuran Kerajaan Yehuda dan kota Yerusalem.
Yeremia mengetahui konsekuensi yang tak terhindari dari sikap ketidaktaatan, sungguh Tuhan membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan ....Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya ..... Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka (Ratapan 1:5; 4:13-14).
Orang-orang Israel tidak mau menyadari akan bahaya kehancuran yang telah berada di ambang pintu karena
selama kira-kira 475 tahun mereka telah berhasil luput dari banyak serangan musuh. Mereka percaya akan jaminan keamanan mereka karena mereka yakin tembok yang mengelilingi kota kudus itu dapat melindungi umat perjanjian Allah, Bait SuciNya, dan Tabut Perjanjian yang berisi hukum-hukum yang telah diberikan kepada Musa beberapa abad sebelumnya. Nabi-nabi palsu yang populer pada masa Yeremia dengan berani memberitakan jaminan perlindungan dan keamanan kekal bagi Yerusalem karena mereka yakin bangsa Israel adalah umat perjanjian Allah.
Yerusalem adalah satu-satunya tempat di muka bumi ini di mana korban-korban yang berkenan dapat dipersembahkan kepada Allah. Fakta ini lebih meningkatkan jaminan palsu bagi mereka bahwa Yerusalem, Kota Raja Besar tidak akan pernah dapat dihancurkan (Mazmur 48:2). Namun Yerusalem terancam bahaya kehilangan berkat, ditimpa penyakit, penderitaan, kelaparan dan kehancuran Bait Suci mereka sebagai akibat dari sikap mereka yang tidak mengindahkan Firman Allah (Ratapan 2:19-22; 4:8-10).
Lebih dari tiga puluh kali dalam lima fasal yang singkat ini kita diingatkan bahwa Tuhan Allah itulah - bukan bangsa yang lebih perkasa yang telah menghukum dan membantai .....Tuhan telah melepaskan segenap amarahNya, mencurahkan murkaNya yang menyala-nyala, dan menyalakan api di Sion, yang memakan dasar-dasarnya (Ratapan 3:43; 4:11).
Kehancuran oleh Tuhan sendiri telah dinubuatkan oleh Musa dan Salomo dalam doanya yang terkenal, sehingga tidak diragukan lagi apa yang sebenarnya telah menjadi penyebab kehancuran kerajaan mereka (Ulangan 28:63-65; II Tawarikh 6:36).
Nabi Yeremia juga memandang jauh ke depan dan menubuatkan saatnya ketika umat Israel akan kembali kepada Allah: Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya .... Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada Tuhan (Ratapan 3:31-32,40; bandingkan Ratapan 4:22).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar